Isyana Sarasvati Dan Rara Sekar Luruh Dalam Lagu Nelangsa Minimalis

Isyana Sarasvati dan Rara Sekar Luruh dalam Lagu Nelangsa MinimalisFoto: @rarasekar/instagram

Jakarta - Tak pernah terpikir di benak Isyana Sarasvati dan Rara Sekar akan berkolaborasi bersama dalam sebuah proyek musik komersil. Keduanya memang sama-sama berkecimpung di dunia musik meski dengan jalur dan warna musik yang berbeda.

Akan tetapi ilham kerja sama tersebut gres terpikirkan ketika proposal dari Ernest Prakasa selaku sutradara 'Milly & Mamet' datang. Sebuah lagu berjudul 'Luruh' pun menjadi hasil dari kerja sama tersebut.

"Jadi awalnya murni undangan Ernest untuk mengisi soundtrack 'Milly & Mamet'. Kami memang bukan pengisi soundtrack utama, kami mengisi untuk bab titik terendah. Kaprikornus Ernest tertarik melihat Rara, ini adek-kakak kenapa nggak diduetin sih," buka Isyana sambil mengenal awal mula proyek duet mereka.



Ditemui di kantor Sony Music Indonesia, Semanggi, Jakarta Pusat, pada Rabu (16/1/2019), Rara Sekar dan Isyana tampak semringah bercerita mengenai proses dibuatnya lagu tersebut.

"Karena ia (Rara) kan seorang jago lagu-lagu balada nelangsa, kami pribadi dikirimin naskahnya sama Ernest," kata Isyana lagi.

Mulailah keduanya menggarap lagu tersebut. Hal pertama yang dilakukan oleh keduanya ialah mencari tumpuan serta menciptakan sketsa suasana lagu yang mereka sebut mood board.

"Kami dikasih script, terus alasannya waktunya sedikit, kami kerja dari script itu saja sih. Tapi bahu-membahu pada proses pengerjaannya, ya ini film, tapi harus berangkat dari pengalaman pribadi juga. Akhirnya kami refleksi, bagaimana rasanya kita ketika berada di tiitk rendah," urai Rara.



Menurut mantan personel Banda Neira itu, ia dan sang adik pribadi setuju untuk menciptakan lagu yang minimalis. Beberapa tumpuan berangkat dari soundtrack film 'Her' (2013).

"Referensi saya tuh original soundtracknya 'Her'. Yang minimalis, liriknya juga nggak banyak. Aku sih pribadi suka ya lirik yang minimalis, bila dapet rasanya kaya sempurna menyentuh buat diriku sendiri sih," tutur Rara.

Dalam penggarapan lagunya, mereka dibantu oleh Aldi Nada Permana untuk mengisi string. Kepada Aldi, keduanya menyampaikan bahwa mereka menginginkan sesi string yang mirip 'Mukadimah' dari Dewa 19 dan yang ada dalam lagu-lagu Nick Drake.

"Tapi ia sanggup ngebayangin apa yang kami mau," ujar Rara sambil tertawa.

Rupanya sesudah lagu rampung, tak lantas kiprah mereka selesai. Ternyata lagu yang mereka garap mempunyai durasi yang tidak sesuai dengan durasi adegan dalam film dimana lagu itu akan diputar.

"Kami gres sanggup belahan scene-nya sesudah lagunya jadi dan itu yang agak menantang sebenernya. Karena itu lagunya yang kami bikin terlalu panjang untuk scene-nya. Potongannya tuh kurang pas jadi pada akibatnya kita harus nambahin satu sketsa lagi," kisah Rara.

Bagian yang ditambahkan tersebut ialah bab reff dengan lirik, "Di dalam pusaranmu // Adakah ruang untuk // Kau dan saya mengarung // Mencari titik temu."

Merasa bahagia mendapati 'Luruh' menerima sambutan yang sukses dan diterima dengan baik oleh penggemar keduanya, baik Isyana maupun Rara mengaku belum terpikir untuk melanjutkan kerja sama mereka lagi.

"Nggak ada sih, nggak kepikiran. Kayanya hal-hal yang kurang organik, yang kaya dipaksa tuh kayanya nggak kami banget. Kami ingin bila memang ada karyanya tiba-tiba ya lahir ya sudah itu saja. Karena 'Luruh' pun sebenernya sangat mengalir sih. Mungkin (kalau berduet bersama lagi) bentuk kolaborasinya bakal berbeda lagi ya bunyinya," jelas Rara.