Jakarta -
Di antara sekian film animasi buatan DreamWorks, serial 'How To Train Your Dragon' ialah salah satu yang paling menonjol. Serial 'Shrek' memang legendaris namun gaungnya hampir menghilang. Trilogi 'Madagascar' memang kocak tapi semakin usang serial ini semakin kehilangan arah. Mungkin lawan sepadan bagi Toothless ialah serial Kung Fu Panda yang masih tetap berhasil menghibur penonton.
Apa yang menimbulkan serial 'How To Train Your Dragon' begitu mengena bagi para penonton (atau setidaknya bagi saya)? Kualitas animasinya terang nomor satu. Dalam 'How To Train Your Dragon' kita bisa menyaksikan dunia para Vikings dan naga dengan animasi kelas satu. Visualnya sungguh memanjakan mata. Ini lalu ditambah dengan proteksi teknis yang luar biasa dari scoring hingga pemilihan cast untuk mengisi bunyi karakter-karakternya. Alasan keduanya ialah bagaimana kreator serial ini menceritakan ceritanya.
Kisah ihwal seorang anak dengan monster yang kesudahannya akrab baik terang bukan kisah yang original. Meskipun begitu, di tahun 2010 film pertama Toothless menunjukan bahwa beliau ialah sebuah pengecualian. Ceritanya yang menarik dengan humor yang fresh dan hati yang besar menunjukan bahwa ia ialah sebuah tontonan keluarga yang layak ditunggu-tunggu. Tiga tahun lalu sekuel pertamanya dirilis dan sekali lagi, mengejutkan penonton.
Foto: (imdb) |
Dengan kesuksesan dua film tersebut tidak mengherankan kalau DreamWorks Animation segera mengatakan lampu hijaunya untuk film ketiganya yang kabarnya menjadi jilid pamungkas trilogi ini. Bercerita sehabis beberapa tahun sejak bencana film keduanya, How ToTrain Your Dragon: The Hidden World bercerita ihwal Hiccup (disuarakan oleh Jay Baruchel) dan teman-temannya: Astrid (disuarakan oleh America Ferrera); Snotlout (disuarakan oleh Jonah Hill); Tufffnut (disuarakan oleh Justin Rupple); Ruffnutt (disuarakan oleh Nasrani Wiig) serta omnya, Gobber (disuarakan oleh Craig Ferguson), yang tinggal bersama dengan naga-naga mereka.
Populasi naga di Berk kini makin banyak terutama sehabis Hiccup bertemu dengan ibunya, Valka (disuarakan Cate Blanchett), di film sebelumnya. Populasi naga yang semakin banyak ini tentu saja mengancam keharmonisan hidup mereka. Masuklah Gimmel (disuarakan oleh F Murray Abraham) yang terobsesi untuk membinasakan Toothless, satu-satunya naga Night Fury di dunia ini. Sekarang Hiccup harus memikirkan caranya untuk menyelamatkan Hiccup dan seluruh warga Berk dari kejaran Gimmel.
Foto: (imdb) |
Untuk terakhir kalinya, sutradara Dean DeBlois kembali duduk sebagai sutradara The Hidden World. Dan menyerupai biasanya, presentasi DreamWorks Animation sama sekali tidak mengecewakan. Visualnya sungguh melenakan. DeBlois bisa menampilkan suasana mellow atau sekuens-sekuens agresi dengan visual yang tetap terbaik. Tapi momen terbaik dalam film ini memang ditampilkan dikala sang tokoh utama kesudahannya menyaksikan The Hidden World. Bahkan dalam presentasi 2D, film ini seolah mengatakan delusi tiga dimensi. Warna-warnanya membius.
Sayang sekali, secara plot 'The Hidden World' agak predictable. DeBlois yang juga menulis skripnya tampaknya kekurangan cara untuk menciptakan ceritanya terasa baru. Tidak menyerupai film sebelumnya yang meskipun predictable tapi tetap terasa fresh, The Hidden World kehilangan rasa edgy itu. Dan ini merupakan satu-satunya kekurangan dari 'The Hidden World'.
Sebagai jilid terakhir dari sebuah trilogi, 'The Hidden World' tetap sebuah jilid pamungkas yang memuaskan. Film ini tidak berakhir jelek menyerupai (ehem) Shrek jilid ketiga. Film ini justru menguatkan emosi antara Hiccup dan Toothless. Menonton trilogi ini menyerupai menyaksikan bagaimana seorang belum dewasa tumbuh menjadi seorang lelaki yang dewasa. Yang tadinya pecicilan kini tahu bagaimana mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dilihat dari kacamata tersebut, The Hidden World terasa sangat lembut dan berjiwa.
Foto: (imdb) |
Seperti dua film sebelumnya, film ini tetap memperlihatkan jokes demi jokes yang menghibur. Yang menciptakan The Hidden World berbeda dengan dua film sebelumnya ialah film ini lebih romantis. Tidak hanya kita menyaksikan hubungan antara Hiccup dan Astrid yang selangkah lebih maju tapi kali ini kita juga menyaksikan Toothless dengan Light Fury yang dijamin akan menciptakan Anda terbuai.
Dengan formasi pengisi bunyi yang masih tetap juara, The Hidden World merupakan sebuah film yang tidak bisa Anda lewatkan. Terutama kalau Anda pecinta Toothless. The Hidden World memang bukan film yang tepat untuk menutup serial ini. Tapi film ini lebih dari cukup untuk menciptakan kenangan kita bersama Toothless dan Hiccup tetap terasa indah.