Jakarta - Enam orang asing dipanggil oleh sesuatu yang misterius dengan imbalan sepuluh ribu dollar. Undangannya pun aneh. Sebuah kotak kubus yang rupanya yaitu puzzle. Kalau mereka berhasil menyelesaikannya, mereka akan mendapat alamat kemana mereka harus pergi. Dan keenam tokoh utama Escape Room berhasil memecahkan teka-teki tersebut.
Mereka yaitu Zoey (Taylor Russell), seorang mahasiswi yang pemalu; Jason (Jay Ellis), pegawai kantoran dengan attitude dan jas yang berkelas; Ben (Logan Miller), seorang pegawai swalayan yang memiliki dilema dengan alkohol; Amanda (Deborah Ann Woll, diculik dari serial Daredevil dan True Blood), seorang mantan veteran; Mike (Tyler Labine), seorang supir yang ingin berganti profesi dan yang terakhir yaitu Danny (Nik Dodani), seorang pecinta escape room.
Mereka semua menyimpan diam-diam masing-masing. Dan mereka semua butuh uang. Kemudian ruangan meeting mereka mendadak memanas dan mereka harus memecahkan teka-teki. Di mana pintu keluarnya? Kalau mereka gagal, mereka akan terpanggang hidup-hidup. Dan ternyata ini hanya awal dari kengerian yang akan mereka hadapi berikutnya.
Ditulis oleh Maria Melnik dan Bragi F. Schut, Escape Room memang cukup predictable. Anda bisa menebak siapa yang akan selamat di simpulan film. Melnik dan Schut tampaknya tahu abjad mana yang mereka sukai dan tidak. Anda bisa melihat ini dari bagaimana Melnik dan Schut menggambarkan masa kemudian karakter-karakternya dan bagaimana mereka menghadapi situasi.
Meskipun bisa ditebak dan karakterisasi karakter-karakternya tidak spesial, tapi keenam tokoh dalam Escape Room cukup menarik untuk menciptakan filmnya tetap berjalan asyik tanpa gangguan. Misteri masa kemudian karakter-karakternya dijahit dengan rapi. Akting para pemain film film ini juga tidak mengecewakan berhasil sehingga interaksi antara pemainnya terasa hidup.
Dengan skrip yang cukupan, Robital kemudian menunjukkan kemampuannya menata adegan. Bahkan tanpa darah dan belahan badan yang melayang kesana-kemari ibarat film-film sejenis, Escape Room tetap terasa mencengkeram. Banyak momen dalam film ini yang akan menciptakan Anda meringis penuh ketegangan. Set pieces yang ditampilkan Robitel cukup impresif. Ini didukung dengan production design yang mewah. Ruangan-ruangan yang ditampilkan di Escape Room terasa meyakinkan dan sinematik meskipun bujet film ini hanya di kisaran 9 juta dollar. Detilnya sungguh menawan.
Satu-satunya kekurangan film ini yaitu babak terakhirnya yang bisa ditebak. Misteri yang dirangkai terlalu kompleks sehingga dikala penonton tahu endingnya, Escape Room jadi terasa terlalu hambar. Dengan ending yang sudah di-set-up dengan potensi sekuel, Escape Room tampaknya bisa menjadi sebuah franchise yang menjajikan. Asalkan pembuatnya tidak lupa untuk menciptakan penonton tetap tegang dan bersenang-senang.
Yang juga menarik yaitu bagaimana film ini menarik penonton dengan beberapa tawa di dalamnya. Humor dalam Escape Room cukup efektif untuk menciptakan penonton bernafas sebelum risikonya Robitel menciptakan urat-urat penonton kembali tegang. Escape Room yaitu sebuah tontonan seru untuk berkencan. Tidak terlalu berat untuk dikunyah tapi tidak terlalu cetek untuk ditonton. Ini yaitu sebuah hiburan yang menyenangkan untuk ditonton ber-ramai-ramai.
Candra Aditya yaitu seorang penulis dan pengamat film.